Tentang Gelombang
”Gelombang kecil yang terus
menerus, terbukti lebih mampu menembus dari pada satu gelombang besar”.
GELOMBANG
“Sudah paham, Bapak/Ibu? Jika belum, ijinkan
saya melakukan Brain Storming untuk menyamakan frekuensi.”
Sejenak,
saya tergelitik dengan kalimat seorang pembicara workshop yang notabene seorang
pakar Management System. Mungkin karena saya Guru Fisika, istilah-istilah dalam
besaran fisis selalu bisa menarik minat saya, walaupun disampaikan dalam
konteks yang berbeda.
Kali
ini saya sedang mengikuti workshop “Pembangunan System Management”, untuk
menunjang kemampuan dalam bidang managerial. Merupakan pertemuan ke dua, dari
serangkaian ‘pertemuan’ yang direncanakan akan berlangsung secara berkala dalam
waktu beberapa bulan.
Mengenai
isi materi pelatihan, tak perlu diragukan merupakan hal yang sangat menarik.
Namun semua hal menarik tersebut tak membuat telinga saya tergelitik hingga
beliau mengungkapkan dengan menggunakan istilah fisis.
Ingatan
saya jadi kembali pada suasana kelas beberapa pekan sebelumnya, saat membahas materi
Gerak Gelombang. Pada gelombang, Interferensi
maksimal dapat terjadi dari pertemuan gelombang-gelombang dengan frekuensi yang
koheren (memiliki frekuensi sama). Jika gelombang-gelombang tidak koheren
bertemu, akan terjadi ‘pelayangan’, selisih frekuensi yang menyebabkan sumber
tidak dapat terdengar dengan jelas.
Dalam
konteks ini, brain storming, apersepsi, pengenalan, atau istilah lain yang
digunakan untuk membuka wawasan. Sudah lama saya menyadari bahwa hal tersebut
merupakan bagian yang tak kalah penting dari ‘isi materi’ itu sendiri. Namun
baru sekarang saya menyadari fungsinya, untuk
menyamakan frekuensi pemikiran dari peserta atau anak didik kita, agar bisa
menerima materi pelajaran dengan sempurna.
Saya
jadi ingat saat membaca RPP (Rencana Program Pembelajaran) atau bahkan
mengikuti ‘materi pelajaran’ dari rekan-rekan guru. Sedikit sekali yang memberi
porsi ‘cukup’ untuk pemberian ‘apersepsi’ materi. Pada umumnya guru lebih
terfokus pada ‘metode’ dan ‘langkah kerja’.
Apakah
anda juga seperti itu?
Comments
Post a Comment