Di atas tanah

Alhamdulillah..
Mencium lembut tanah kelahiran, walau diterpa bising dan debu yang tebal.
Tak apa, kan? Justru kita manusia kalau msh bisa merasakan realita. Seperti saat tak bisa lepas dari saluran macet darat dan udara. Hehe..
Beberapa hari, hanya terpaku menatap dinding layar facebookku. 
Teringat taut mata yg mengikat dipagi buta keberangkatan itu. 
Teringat juga dering penyesalan pada sebuah kesalahpahaman. 
Tercekat juga pada lambaian selamat jalan pada layar hp di tangan.
Dan tak urung, menetes juga pada kejujuran akan sebuah kerinduan.
Ah, teman.. 
Tak ada yg bisa menahan jiwa kecuali hati2 tulus dan terbuka. 
Terimakasih, pada tiap doa yg dipanjatkan. Karena do'amu, adalah teman perjalananku.

*pada hamparan tanah yang paling nyata

Comments

Popular Posts