Berikan, selagi sempat

Setiap dini hari hingga pagi, saya bekerja di sebuah peternakan salah satu universitas terkemuka di Quensland, University of Quensland (UQ). Bukan jadi peneliti lho ya.. saya kan kerja casual, hehe.. Dan menurut jadual, pagi ini harus membersihkan sebuah bangunan yang bernama “Unit Lebah”. Tak ada yang istimewa dari unit ini. Biasa saja seperti unit yang lain, toh semua lebah berada pada kondisi aman dan tertutup rapat. Dan memang semua berjalan aman-aman saja.

Saat berada di salah satu sudutnya, tiba-tiba ada perasaan berbeda yang membuat saya tak tahan untuk tidak menuangkannya. Manakala pandangan terpaku pada sekotak sarang lebah dengan madu di dalamnya. Pertama kali melihat, pikiran saya simple saja, ‘wah.. enak nih kalau di buat botok (makanan khas Indonesia), hehe..’. Tapi sedetik kemudian, saya menyesali pikiran itu. Ada gerimis yang menetes di salah satu sudut hati saya. ‘Botok Tawon’ atau ‘Botok lebah’ itu, adalah makanan terakhir yang diinginkan almarhum ayah sebelum meninggal dunia.

Saat itu awal tahun 1998. Saya baru 18 tahun, mahasiswa tingkat satu sebuah universitas di malang. Saat itu, ayah memang sudah sakit keras. Pada suatu hari, beliau meminta itu untuk dimasakkan makanan kesukaannya, botok tawon. Sebenarnya ibu sudah siap-siap untuk belanja ke pasar, tetapi nenek melarangnya. Dalam konteks jawa, tawon atau lebah, bisa berarti keramaian, atau bergemuruhnya orang. Nenek merasa, itu sebuah firasat yang tidak baik. Singkat cerita, ibu membatalkan acara belanjanya, hanya mengatakan pada ayah, ‘sedang tidak musim sarang tawon’, dan berjanji untuk memasakkannya lain waktu.

Sekitar 4 hari setelah kejadian itu, ayah meninggal dunia. Ada sebersit penyesalan di benak kami saat itu, kenapa tidak menuruti memasakkan makanan favorit di saat-saat terakhirnya, kalau toh tidak memakannya tidak akan bisa menunda keberangkatannya. L

Tapi kami menghibur diri, toh semua hal sudah digariskan. Hanya, saya berusaha mengambil hikmah. Selagi sempat, selagi kita mampu, jangan tunda untuk memberikan sesuatu terutama untuk orang tuamu.

Dan dini hari ini, pada pertengahan bulan sya’ban.
Kupanjatkan sekuntum do’a untukmu yang terlelap di sana.
Robbi firlly waaliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayanii shoghiroo..



*untuk sebuah firasat yang tak pernah salah.

Comments

Popular Posts