In silence...

Menikmati dini hari di sini. Menghirup desau angin dingin pagi. Merasai tetes embun membasahi tapak kaki. Entah sebuah panggilan kesunyian, bisikan keheningan, atau desakan kerinduan? Dinding yang memantul, tak lagi menyilaukan, mendung yang mengantung tak lagi menyeramkan. Toh setiap kilau akan pudar, segala mendung akan buyar, menjadi titik hujan, atau terbang ditiup angin kencang.

Sepasang angsa yang berenang, seakan tak merasakan dingin fajar. Ah.. pias sekali wajahnya, tak ada sedikitpun keraguan pada bola matanya. Tak ragu walau dunianya hanya sebatas kolam di peternakan. Tak resah walau hanya bisa makan biji-bijian.

Selembar daun waru yang melayang, menyadarkan akan pagi yang telah datang. Kadang aku malu, hanya pada selembar daun waru, yang tak henti mengingatMu dari waktu ke waktu.

Perlahan, aku berdiri, merenggangkan jari jemari kaki, mengibaskan gaun yang tertempel rumput-rumput teki. Ya sudahlah.. asal masih ada Kau di hati, aku akan selalu menanti pagi...


Comments

Popular Posts